Surabaya – Bank Indonesia sejak beberapa tahun terakhir mulai mengurangi percetakan uang kartal Rp. 1000. Terlebih, diutarakan Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Yosefin Tyas Emmy, tahun ini BI sudah tidak lagi mencetak uang kertas bergambar Kapten Patimura tersebut.
“Uang kertas Rp.1000 termasuk yang masih langka, karena penggunaan uang kartal ini sudah begitu banyak. Jadi kami sudah tidak lagi mencetak uang tersebut,” terangnya kepada beritajatim.com saat ditemui di lantai 5 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, Surabaya.
Sambil mencoba mengeluarkan uang Rp. 1000 Emmy menjelaskan, ketika kita sadar, di tangan kita sebagian besar uang gambar Kapten Patimura ini bentuknya ‘lecek’ atau tidak karuan. “Karena uang kertas ini tidak bertahan lama, jadi BI mencoba mengedukasi masyarakat dengan beralih ke logam,” imbuhnya.
Uang logam Rp. 1000 mudah didapatkan. Sebenarnya tidak jauh beda dengan uang kertas Rp. 1000, karena penggunaannya pun sama. “Tetapi, kalau masyarakat ingin menukar uang kertas Rp. 1000 yang baru, kami masih ada. Selama jelang Lebaran, kami tetap menyediakan penukaran uang tersebut. Sayangnya, jumlahnya tidak banyak, karena hanya persediaan stok,” tutur wanita berambut sepundak ini.
Dia memastikan, uang pecahan kecil ini baru bisa didapat menjelang Tunjangan Hari Raya (THR) masyarakat umum keluar. “Kalau dikeluarkan sekarang, nanti rakyat kecil gak kebagian,” tegasnya.
Sementara saat ini, masyarakat tak perlu khawatir, sebab BI penyediaan uang pecahan Rp 2.000 lebih banyak dibanding Ramadan tahun lalu. Paparnya, pecahan Rp 2.000 tahun 2012 sebanyak Rp 195 miliar. Sekarang bertambah Rp 290,6 miliar, itu pun masih banyak stok. Sedangkan pecahan Rp 5.000 dulu Rp 366 miliar, saat ini Rp 427 miliar.
“Kalau uang pecahan besar seperti Rp. 20.000, Rp. 50.000 dan Rp. 100.000 disediakan banyak. Kita juga menyiapkan uang pecahan besar ini karena kita antisipasi BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat). Karena selama ada program BLSM, permintaan uang semakin meningkat,” tandasnya.bjt