Bintang Pos, Surabaya – Aparat yang sejatinya akan melakukan eksekusi tanah Balai Desa Kemiri Kecamatan Sidoarjo, masih belum tampak di lokasi.
Belum diketahui jelas penyebab aparat belum tiba di lokasi. Entah karena melihat kenekatan warga Kemiri yang keseluruhan menolak atau memang sedang melakukan strategi lain untuk memuluskan jalannya eksekusi yang kali ketiga ini.
Tahun 2006 lalu, eksekusi yang dilakukan aparat, batal dilakukan karena warga menolak dan melawan. Begitu juga saat tahun 2008, eksekusi yang dilakukan PN Sidoarjo, juga gagal karena warga menolak atas eksekusi dengan membawa bambu runcing dan peralatan lainnya.
Eksekusi kali ini, selain membawa pentungan, kayu dan alat untuk melawan aparat jika benar ada eksekusi, warga juga melakukan pemblokiran di banyak titik yang akses jalannya menuju ke balai desa.
Seperti di Jalan Kemiri, warga menumpahkan sirtu di jalan dan memasang alat penghadangan lainnya. Warga juga menghadangkan mobil bus yang diletakkan di depan perumahan Kemiri. Warga juga memasangan puluhan spanduk yang bertuliskan kecaman apabila sampai ada ekseskui terhadap kantornya itu.
Sampai kini, warga juga terus berjaga dan siap menghadang aparat yang akan melakukan eksekusi Balai Desa Kemiri. Tidak hanya bapak-bapak, pemuda dan anak-anak yang turun di jalan. Namun para ibu juga ikut andil memperjuangkan agar balai desanya tidak jatuh atau dikuasai oleh orang yang bernama Sumiyati pemenang gugatan tanah yang berdiri Balai Desa Kemiri itu.
“Semua warga Kemiri akan melawan dan tidak mengikhlaskan Balai Desa Kemiri menjadi hak milik perorangan,” ujar Ny Umi yang juga ikut turun jalan di Balai Desa Kemiri Rabu (3/7/2013). (bjt)