Bintang Pos, Kuala Lumpur – Lanskap ekonomi kawasan Asia menawarkan kesempatan cukup baik bagi keuangan syariah. Hal ini mengingat prospek menguntungkan karena perekonomian kelas menengah sedang berkembang.
Ketua Komisi Sekuritas (SC) Malaysia Datuk Ranjit Ajit Singh mengatakan, investasi infrastruktur merupakan komponen penting dari pembangunan ekonomi. “Bank Pembangunan Asia telah memproyeksikan negara-negara ASEAN akan membutuhkan rata-rata sekitar 60 miliar dolar AS dalam investasi infrastruktur setiap tahunnya antara 2010 hingga 2020,” ujarnya.
Jumlah tersebut cukup besar memberikan potensi pembiayaan dan peningkatan modal melalui penerbitan sukuk. Pasalnya, banyak aset infrastruktur yang secara inheren berbasis syariah. Selain itu, sukuk secara alami akan menangkap basis pelanggan lebih luas. “Sukuk menarik bagi investor baik konvensional maupun yang berbasis syariah,” kata Singh.
Dia menyebut, kemakmuran yang tumbuh dari kelas menengah Asia juga akan menghasilkan peningkatan permintaan produk investasi dan produk tabungan. Menurutnya, kesempatan investasi syariah dalam memenuhi permintaan prospektif kuat itu tidak boleh dianggap remeh.
Pasar sukuk global telah mencatatkan penerbitan 131,2 miliar dolar AS pada 2012, meningkat 54 persen dibandingkan pada 2011. Tahun ini, pasar sukuk makin menjanjikan karena pada kuartal I penerbitan sukuk global telah mencapai 31,7 miliar dolar AS.
Berdasarkan Laporan Daya Saing Bank Syariah Global 2013 dari Ernst & Young, aset perbankan syariah global yang diadakan bank-bank komersial sebesar 1,3 triliun pada 2012. Tiga negara yang memiliki industri perbankan syariah terbesar adalah Arab Saudi dengan perkiraan aset 207 miliar dolar AS, kemudian Malaysia dengan106 miliar dolar AS, dan Uni Emirat Arab dengan 75 miliar dolar AS. “Momentum pertumbuhan diharapkan dapat bertahan, sehingga mampu menyentuh prediksi aset perbankan syariah global sebesar 1,8 triliun dolar AS pada akhir 2013,” kata Singh.
(okz)