Bintang Pos, Surabaya – Suasana di Plaza Dr Angka tampak berbeda di pagi hari itu. Tak seperti biasanya yang sepi saat hari libur, justru kemarin terlihat kerumunan anak-anak kecil tengah sibuk mengerjakan sesuatu. Para peserta Lomba Cerdas Cermat (LCC) Ramadhan di Kampus 1434 Hijriah (RDK 34) tersebut sedang berjuang untuk menyabet gelar juara.
Dengan mengusung tema Cerdaskan Anak Bangsa Dengan Islam. “Tema ini kami ambil dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai islam bagi anak-anak sejak usia dini,” tutur Agus Purnomo, penanggung jawab kegiatan.
LCC diikuti oleh beberapa SD binaan Badan Pelayanan Umat (BPU) JMMI dan beberapa organisasi mahasiswa (ormawa) di ITS. Mulai dari Himpunan mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL), Himpunan Mahasiswa Biologi ITS (Himabits), Himpunan Mahasiswa Fisika (Himasika), BEM FTI, dan juga BEM FTSP. Tak lupa, panitia juga mengundang anak-anak binaan kampus tetangga, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Sebanyak 30 kelompok turut berjuang untuk menjadi yang terbaik pada gelaran LCC kali ini. Setiap kelompok yang terdiri dari tiga orang tersebut saling bahu membahu untuk mengerjakan setiap soal yang diberikan. Mulai dari soal Pendidikan Agama Islam (PAI), matematika, IPA, dan beberapa pengetahuan umum lainnya. “Soal tahun ini sedikit lebih sulit dibanding tahun lalu,’ terang Agus.
Tes tulis dikerjakan oleh seluruh peserta. Dari tes tersebut diambil sepuluh nilai terbaik yang akan berkompetisi di babak semi final. Setelah itu ditentukan lima kelompok yang bertanding di babak final. “Di semi final dan final, tesnya berupa tes lisan,” jelas mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ini.
Lebih lanjut, Agus berharap agar acara kali ini benar-benar dijadikan sebuah momen untuk mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan siswa. “Setelah acara ini, mereka juga harus rajin belajar agar kompetensinya bisa meningkat dan berani tampil di depan,” katanya.
Sementara itu, Endy Prayuda, salah satu pendamping peserta LCC mengatakan, acara tersebut sangat bagus dan harus dipertahankan di tahun-tahun selanjutnya. “Apalagi di sini juga diajarkan tentang pelajaran agama, jadi bagus-bagus saja,” tutur pria perwakilan dari BEM FTI ini. (ito)