Bintang Pos, Surabaya – Pemerintah Prancis menunjuk Universitas Surabaya (Ubaya) untuk meneliti ekstraksi mangga dengan alat “Detente Instantance Controlee Machine” atau “DIC Machine” yang dihibahkan kepada universitas itu sejak tahun 2006.
“Alat untuk membuat ekstrak agro tanpa mengubah kadar nutrisi, rasa, warna, dan steril itu memang diberikan Perancis kepada Indonesia dan Meksiko yang kaya dengan buah-buahan,” kata peneliti Universitas Surabaya (Ubaya) Ir Puguh Setyopratomo MT di kampus setempat, Senin.
Peneliti Jurusan Teknik Kimia Ubaya yang pernah mempelajari alat itu langsung ke Prancis mengemukakan hal itu saat menerima kunjungan tenaga ahli “DIC Machine” Dr Tamara Allaf yang didampingi Humas Pemerintah Perancis Philippe Grange ke Laboratorium DIC Ubaya.
“Kunjungan itu sendiri berkaitan dengan kerja sama Pemerintah Prancis dengan Pemprov Jatim untuk memanfaatkan DIC Machine guna memproduksi ekstrak mangga yang diawali dengan penelitian dengan DIC Machine yang ada di Laboratorium DIC Ubaya,” katanya.
Didampingi Kepala Jurusan Teknik Kimia Ubaya Ir Endang Sri Hari Mochni MSc, ia menjelaskan Pemprov Jatim sendiri sudah menyiapkan dana dari APBD 2013 untuk membuat ekstrak mangga dalam skala industri yang akan dijalankan BUMD Jatim, PT Wira Jatim.
“Jadi, kami yang meneliti, karena Prancis menghibahkan alat itu ke kami, kemudian Pemprov Jatim yang memanfaatkan untuk kepentingan industri, sehingga Prancis diuntungkan dalam aspek penelitian dan paten, kemudian Indonesia juga diuntungkan dalam penelitian dan pengembangan buah-buahan dengan sentuhan teknologi,” katanya.
Menurut dia, sistem kerja “DIC Machine” yang harganya mencapai Rp500 juta itu dengan memasukkan buah-buahan yang sudah dikupas, lalu ditutup rapat untuk menerima tekanan yang tinggi dan akhirnya dipompa dengan “vacuum” untuk menerima tekanan yang rendah.
“Proses yang berlawanan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah itu akan membuat buah-buahan mengembang atau mekar tanpa mengalami perubahan tekstur, kadar nutrisi, rasa, dan warna, sehingga buah yang sudah mekar itu akan cepat mengering bila dimasukkan oven, kemudian ekstrak buah yang dihasilkan dapat dijadikan bubuk/tepung atau bahan untuk jus buah,” katanya.
Hingga kini, pihaknya telah meneliti ekstrak pisah, buah merah, singkong, dan sebagainya. “Tapi, untuk mangga memang belum pernah, karena itu penunjukan dari Pemerintah Prancis dan Pemprov Jatim itu akan menjadi tantangan bagi kami,” katanya.
Apalagi, katanya, Provinsi Jawa Timur ke depan akan mendirikan pabrik yang memproduksi hasil pertanian Indonesia, khususnya Jawa Timur. “Dengan bentuk ekstrak akan mudah diekspor ke luar Jawa dan bahkan negara lain tanpa khawatir membusuk,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Jurusan Teknik Kimia Ubaya Ir Endang Sri Hari Mochni MSc menyatakan pihaknya menyambut baik realisasi pemanfaatan DIC Machine di Jawa Timur dengan Ubaya turut berperan besar dalam sebagai media penelitian serta pengembangan produknya.
“Harapannya, ke depan tidak hanya ekstraksi mangga, namun juga ke arah jamu, sayuran, dan bahkan ikan, karena sekarang marak di masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat dengan kembali ke alam tanpa bahan kimia,” kata Endang Sri Hari Mochni. (ant-kba)