Bintang Pos, Pamekasan – Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Achmad Syafii, banyak menerima keluhan dari rakyatnya terkait pemberian bantuan beras untuk rakyat miskin (raskin) dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Pamekasan bulan ini. Sebagian besar raskin yang diterima kondisinya busuk.
Tidak tanggung-tanggung, keluhan itu disampaikan warga Pamekasan lengkap dengan sampel beras busuk. Achmad Syafii mengatakan, ada dua karung beras sebagai sampel yang dibawa warganya sebagai bukti bahwa beras itu benar-benar tidak layak konsumsi. Hal itu yang akan disampaikan kepada Bulog Pamekasan untuk dipertanggungjawabkan.
“Bulog harus bertanggung jawab dengan kualitas beras yang tidak layak konsumsi. Kami sangat keberatan, apalagi warga langsung mengeluh kepada saya,” kata Syafii, Senin (7/10/2013).
Syafii menyatakan, pihaknya akan memanggil Bulog Pamekasan untuk menyampaikan klarifikasi langsung. Yang perlu diklarifikasi di antaranya terkait kualitas beras serta pola pengadaan beras yang bisa menghasilkan raskin tidak layak konsumsi.
“Saya dengar di tiga kabupaten di Madura yakni Sampang, Bangkalan, dan Sumenep, sudah menghentikan pengadaan beras. Di Pamekasan sendiri sampai saat ini, info yang saya dengar, pihak Bulog masih melakukan proses pengadaan beras,” jelas mantan anggota DPR RI ini.
Lebih lanjut Syafii menjelaskan, saat ini Pemkab Pamekasan tengah gencar mengampanyekan program raskin tepat sasaran dan berkualitas bagus. Program itu akan dijadikan sebagai proyek percontohan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Galis, Larangan, dan Kecamatan Kota Pamekasan. Dengan kejadian ini, maka pihaknya harus meningkatkan koordinasi dengan Bulog.
“Awal-awal komunikasi kami cukup bagus terkait raskin dan tidak pernah terdengar keluhan. Namun mengapa bulan ini kualitas berasnya dikeluhkan masyarakat?” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, warga di Desa Kadur, Kecamatan Kadur, membuang beras bantuan Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui program raskin. Beras itu dianggap tidak layak konsumsi karena berwarna kehitaman, bercampur kerikil dan gabah kering, serta bentuknya sudah banyak yang halus. Beras itu kemudian dibuat pakan ternak ayam dan sapi oleh warga.(kom)